Penjelasan Tauhid dan Pembagiannya
Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan
Penjelasan Tauhid dan Pembagiannya merupakan rekaman kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Syarah Aqidah Thahawiyah karya Imam Ath-Thahawi rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 18 Muharram 1440 H / 28 September 2018 M.
Status Program Kajian Kitab Syarah Aqidah Thahawiyah
Status program Kajian Syarah Aqidah Thahawiyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Jum`at pagi, pukul 06:00 - 07:30 WIB.
Download kajian sebelumnya: Ilmu Tauhid
Kajian Tentang Penjelasan Tauhid dan Pembagiannya – Syarah Aqidah Thahawiyah
Ahlussunnah wal jama’ah mengatakan tentang perkara tauhid kepada Allah subhanahu wa ta’ala, seraya mengimani berkat taufiq (pertolongan) Allah subhanahu wa ta’ala. Bahwa Allah Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya, tidak ada sesuatu yang melemahkan Allah subhanahu wa ta’ala, tidak ada sesuatu yang serupa dengan Allah, juga tidak ada Illah yang diibadahi selainNya.
Tatkala Imam Ath-Thahawi mengatakan bahwa “kita mengatakan”, ini menunjukkan bahwa aqidah, keimanan tidak cukup sekedar keyakinan. Tapi harus diucapkan dan kemudian diiringi dengan perbuatan berupa amalan yang melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan.
Tentang tauhid kepada Allah, ini sebagaimana yang telah kita jelaskan sebelumnya, mencakup tiga macam pembagian tauhid. Atau dengan ungkapan lain, dua pembagian tauhid yang mencakup tiga macam tauhid yang kita kenal. Tauhid uluhiyyah, rububiyah dan asma wa sifat.
Sebagian para ulama menamakan tauhid aswa wa sifat dan tauhid rububiyah dengan nama ma’rifat wal itsbat. Yakni meyakini bahwa Allah Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya dalam perbuatanNya. Kemudian kita tetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala yang tertera di Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih. Tauhid yang kedua adalah al-qaswa tlahab. Jadi didalam kita beribadah, niat dan tujuan kita hanya Allah subhanahu wa ta’ala.
Pada dasarnya, itu hanya sekedar istilah untuk memudahkan kita dalam memahami pembahasan tauhid ini. Yang pada hakikatnya mencakup tiga macam pembagian tauhid. Tauhid uluhiyyah, rububiyah dan asma wa sifat.
Keimanan dan aqidah harus dilandasi keyakinan. Tidak bisa dicampuri dengan keraguan. Harus kita yakini dan terpatri kokoh didalam hati kita. Itulah aqidah.
Hubungan Tauhid Uluhiyyah, Rububiyah dan Asma wa sifat.
Tidak diragukan bahwa antara tiga macam pembagian tauhid tersebut memiliki hubungan yang sangat erat sekali. Tidak bisa dipisahkan. Hubungan antara tauhid rububiyah dengan tauhid uluhiyyah adalah bahwa rububiyah menunjukkan kepada uluhiyyah. Artinya bila seorang hamba meyakini bahwa Allah yang menciptakan, mengatur alam semesta, Allah yang memberikan berbagai nikmat dan karunia kepada hambaNya, memberikan kehidupan dan yang mewafatkan mereka, mengatur alam semesta ini, maka apabila seseorang meyakini hal itu, wajib atasnya untuk mengikhlaskan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini bisa kita simpulkan dari firman Allah subhanahu wa ta’al dalam surat Al-Baqarah,
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّـهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿٢٢﴾
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah[2]: 22)
Maka disini Allah subhanahu wa ta’ala menyeru sekalian manusia untuk beribadah kepada Rabb yang menciptakan, yang menjadikan bumi sebagai tempat kita hidup, menurunkan air hujan, menumbuhkan tanam-tanaman yang berbuah.
Adapun hubungan antara uluhiyyah dengan rububiyah, dijelaskan oleh para ulama bahwa itu mencakup. Artinya seseorang yang mengikhlaskan ibadah kepada Allah, itu telah mencakup keyakinan dia bahwa Allah yang hanya menciptakan. Karena mustahil seseorang beribadah kepada Allah namun dia tidak meyakini bahwa Allah lah yang menciptakan.
Sedangkan tauhid asma wa sifat, kita mentauhidkan Allah didalam nama-nama dan sifat-sifat yang tertera didalam Al-Qur’an. Ini mencakup tauhid uluhiyyah dan rububiyah. Karena diantara nama dan sifat Allah mencakup rububiyah dan uluhiyah Allah. Diantara nama Allah adalah al-ilah (yang diibadahi). Ini menunjukkan kepada tauhid uluhiyyah. Diantara nama Allah adalah al-Khaliq (yang menciptakan), ini menunjukkan kepada rububiyah.
Jadi, hubungan antara ketiga tauhid tersebut sangat erat sekali dan tidak akan mungkin dipisahkan. Oleh karena itu seseorang baru sempurna tauhidnya bila meyakini tiga perkara tersebut.
Kalau ada seseorang beranggapan bahwa yang penting dia mengimani Allah berkuasa, Allah yang berhak diibadahi, Allah yang memiliki nama-nama dan sifat namun dia tidak mengistilahkan dengan tauhid uluhiyyah, rububiyah dan asma wa sifat. Maka dikatakan bahwa itu juga benar. Ulama menamakan dan mengistilahkan hal itu agar kita lebih mudah memahami.
Sehingga sangat keliru orang yang mengatakan bahwa ini adalah pembagian yang bid’ah. Dan yang lebih keliru lagi orang yang menyamakan ini dengan aqidah trinitas orang Nasrani.
Simak Penjelasan Lengkapnya dan Download MP3 Kajian Tentang Penjelasan Tauhid dan Pembagiannya – Syarah Aqidah Thahawiyah
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/44793-penjelasan-tauhid-dan-pembagiannya/